RADIO DEWI ANJANI

ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIR KITA

ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIR KITA
(CATATAN RAMADHAN)
Oleh:
Ust. Muhammad Hifni M.Pd.

Alhamdulillah kita sudah memasuki hari kedua bulan suci ramadhan. Semoga Allah memampukan kita lahir batin hingga hari raya idul fitri bersua. amiiin.

Kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita merenung sejenak atas perjalanan hidup yang kita jalani ini khususnya di bulan nan suci ini.

Saudaraku, umur yang kita miliki saat ini tak jelas batasnya akan sampai kapan dan berakhir di mana karena pemegang rasahasianya adalah Sang Maha Pencipta alam raya. Mati kitapun belum jelas muaranya, entah dimana dan kapan, saat apa dan bagaimana, yang PASTI ia akan datang dan akan menghampiri kita.


Saudaraku, andai Allah melalui malaikat Izra'il-Nya menyampaikan salam ke kita dan berucap, "Allah bilang ini ramadhan terakhirmu, setelah bulan suci ini berakhir, aku diperintah untuk datang menjemputmu, kau harus meninggalkan dunia fana ini, aku akan datang untuk mengakhiri hidupmu, karena jatah hidupmu hanya samapai disana."

Mendengar bisikan kalimat itu, kira-kira apa yang akan kita lakukan. Allah karim. Ajal itu tidak bisa dimajukan apalagi diundurkan, satu-satunya jalan adalah menerima salam sang pencipta meski "mungkin" hati kita akan memberontak, menangis karena akan meninggalakan semuanya, meronta-ronta tidak ingin menerima. Namun, mau tidak mau harus kita terima dengan lapang dada, karena penggenggam hidup kita adalah memang Dia.
Bisikan itu bisa saja benar dan belum benar (bukan tidak benar karena mati itu pasti). Tapi ada baiknya memang, kita harus mempersiapkan diri kalau-kalau ini benar akan terjadi pada kita, "Tidak akan bertemu lagi dengan ramadhan tahun berikutnya". Ngeri-ngeri sedap...hehe

Seyogyanya kita memang harus tetap waspada, karena memang maut bisa saja hadir secara tiba-tiba pada diri kita. Mungkin ada baiknya kita tetap waspada dengan melakukan beberapa aktivitas "penting" (sesungguhnya wajib) berikut ini,

#1 Meminta ampunan terus menerus atas dosa yang telah kita lakukan pada hari-hari hidup kita sebelumnya.

#2 Mensyukuri kedangan ramadhan ini dengan melakukan ibadah yang terbaik.

#3 Menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas yang tak bermanfaat alias sia-sia. Seperti tidur yang berlebihan, bergadang yang berlebihan dan sebagainya.

#4 Meminta maaf pada orang-orang yang sedang dan pernah kita kecewakan.

#5 Membayar hutang jika ada.

#6 Selalu mengakrabkan diri dengan al-qur'an setiap ada kesempatan

#7 Berusaha sekuat tenaga agar shalat tarawih tidak bolong dan dilakuakan berjamaah, meski tak harus di masjid karena kondisi.

#8 .... (Saudara bisa tambahkan)

Dengan demikian semoga kita tidak menyesali jikakalau BENAR, akhir idul fitri kita tidak akan bersua kembali dengan para saudara, kerabat dan sahabat. Terlebih Ramadhan tahun yang akan datang.

Wallahua'lam bissawab


JANGAN REMEHKAN MAKAN SAHUR
(CATATAN RAMADHAN)
Oleh:
Ust. Muhammad Hifni M.Pd.

Sahur adalah salah satu hal terpenting dilakukan bagi setiap yang akan berpuasa. Sahur sangat dianjurkan karena akan menguatkan pelaku puasa untuk tetap fit selama menjalani ibadah puasa seharian penuh.

Sahur juga berarti menjalankan sunnah Rasul, sesuai dengan sabdanya yang diriwatkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, "Makan sahurlah, karena sesungguhnya ada keberkahan dalam sahur.” aIni menunjukkan bahwa aktivitas sahur sangat bermanfaat dan akan membawa keberkahan tersendiri bagi setiap yang berpuasa. Dalam hadist riwayat Ahmad Beliau juga menegaskan, “Siapa yang ingin berpuasa hendak makan sahur dengan sesuatu.” Hadist ini membuktikan kesunnahan dari sahur itu sendiri.

Setidaknya ada tiga manfaat dan berkah melakukan sahur, yakni,

#1 Sahur berarti menjalankan tradisi Rasulullah (sunnah).

Jika sahur seorang hamba diniatkan untuk berpuasa sesuai dengan yang diajarkan oleh rasulullah, maka aktivitas makan sahur dan puasanya selama seharian penuh akan dihitung ibadah. Jika sahurnya diniatkan agar tetap kuat menunaikan ibadah Allah, seperti shalat, zikir dan lain sebagainya, maka setiap perjalanan langkahnya akan dihitung sebagai ibadah kebaikan.

#2 Sahur berarti menjaga fitalitas tubuh selama berpuasa.

Jika sahur dilakukan, maka dapat dipastikan, ibadah puasa seharian full akan lebih kuat dijalani. Berbeda jika tidak melakukannya, dapat dipastikan hari-harinya akan terasa berat karena tenaga akan sangat terkuras dan berkurang. Akhirnya aktivitas ibadah yang lain juga akan terganggu, karena tak kuat menjalankannya.

#3 Sahur berarti meningkatkan keikhlasan beribadah.
 
Biasanya orang yang tidak sahur (lapar) akan mudah tersulut emosinya, sangat sensitif, mudah menghardik dan mudah marah. Akibatnya ibadahnya juga tidak akan maksimal. Bukankah kebiasaan ini akan dapat mengganggu tingkat keihlasan kita. Namun dengan melakukan sahur, orang akan memiliki jiwa yang lebih tentang dana akan membawa efek yang baik pula selama bercengkrama dengan sesama.

Oleh karena itu, usahakan agar sahur jangan sampai terlewat apalagi sengajat ditinggal. Jika benar kondisi tak memungkinkan, minimal cukup dengan air putih. Seperti yang disampaikan dalam Hadist Rasulullah, “Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air". Meski hanya meneguh air, yang penting harapannya kita tetap mendapat keberkahan dari sahur itu sendiri. Amiiin


WOEE... TUKANG SOMBONG, APA SIH YANG ANDA BANGGAKAN!!!
(CATATAN RAMADHAN
)
Oleh: Muhammad Hifni

Kalau dipikir-pikir bener juga, apa sih yang patut kita sombongkan. Jika dibanding dengan besarnya alam semesta ini, kita hampir bisa dikatakan sebesar debu yang sangat mudah diterbangkan oleh angin. Jika kegantengan dan kecantikan kita banggakan, saya fikir Nabiullah Yusuf a.s. pasti sangat jauh dari kita. Kita jelas belum ada apa-apanya. Jika cantik, ratu Balqis jelas jauh lebih manis. Mimpiiii....

Kita mah belum ada apa-apanya jika dibanding mereka. Mereka cantik, ganteng dan soleh solihah lagi. Kita??? Jauuuuuuuhhhhhh......

Atau mungkin kita membanggakan harta. Seberapa banyak sih harta yang kita miliki, pasti sangat tak sebanding dengan yang Qarun miliki. Toh juga dengan sangat mudah Allah menanam hartanya ke dasar bumi yang tidak diketahui oleh manusia. Apalagi harta kita yang masih sangat secuil, jika Allah mau menenggelamkan pasti dengan lebih sangat mudah Ia lakukan.

Atau mungkin kita membanggakan jabatan. Bu..., Pak...., teman-teman..., berapa lama sih jabatan itu akan kita emban, palingan cuman 2 sampai 5 tahun, setelah itu kita dilengserkan. Dan kalau Allah mau, kita tidak akan sampai menjabat sebanyak angka tersebut, bisa saja minggu pertama menjabat atau bulan pertama, tahun pertama Allah langsung mengambil roh kita, mati.

Atau mungkin kecerdasan otak yang kita banggakan. Seberapa banyak sih daya tampungnya, rasanya sampai kapan pun kita tidak akan bisa menandingi Mbah Google, yang mengetahui apapun yang kita cari.

Atau kita membanggakan gelar. Waduhhhh... apalagi yang satu ini kawan. Asal anda tau ya, hari ini para sarjana yang nganggur itu masih banyak dan akan terus bertambah, dan yang sudah kerja, hasilnya kadang kalah dengan penghasilan orang tamatan SD.
Apa lagi yang patut disombongkan? Pantaskah kita sombong dihadapanNya?

Jika kekuatan fisik yang kita sombongkan, saya rasa kita jauh kalah dengan kekuatan yang dimiliki oleh seekor sapi atau kerbau. Mampu menghafal al-Qur’an 30 juz, terus kita sombong? Broo... jangan gitu ahh... Kalau Allah mau, dalam sedetik saja kita bisa dibuat lupa atas hafalan yang kita miliki. Masih mau sombong? Berkaca dulu sana.

Hidup yang lurus-lurus saja, yang kita miliki hari ini adalah semata-mata titipan sari Yang Maha Kuasa. Dan bisa jadi dari titipan itu, ada hak orang lain yang kadang kita sungkan untuk menunaikannya kepada yang berhak mendapatkannya. Sombong itu selamanya tak akan meninggikan derajat kita, tak akan meninggikan wibawa kita, dan tak akan memperbaiki moral kita. Sombong malah akan menggerus semua yang kita cintai dan hanya akan menyisakan kebencian di dalam hati sesama.

Tapi jika anda tetap ingin mendapatkan perlakuan itu, ya silahkan saja diteruskan KEANGKUHANNYA....
#Bayar setoran
#Menasehati Hati Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar dengan Ilmu dan Sopan

Rabbaanii Islamic School Bekasi