ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIR KITA
Alhamdulillah
kita sudah memasuki hari kedua bulan suci ramadhan. Semoga Allah memampukan
kita lahir batin hingga hari raya idul fitri bersua. amiiin.
Kesempatan
kali ini, saya ingin mengajak kita merenung sejenak atas perjalanan hidup yang
kita jalani ini khususnya di bulan nan suci ini.
Saudaraku,
umur yang kita miliki saat ini tak jelas batasnya akan sampai kapan dan
berakhir di mana karena pemegang rasahasianya adalah Sang Maha Pencipta alam
raya. Mati kitapun belum jelas muaranya, entah dimana dan kapan, saat apa dan
bagaimana, yang PASTI ia akan datang dan akan menghampiri kita.
Saudaraku,
andai Allah melalui malaikat Izra'il-Nya menyampaikan salam ke kita dan
berucap, "Allah bilang ini ramadhan terakhirmu, setelah bulan suci ini
berakhir, aku diperintah untuk datang menjemputmu, kau harus meninggalkan dunia
fana ini, aku akan datang untuk mengakhiri hidupmu, karena jatah hidupmu hanya
samapai disana."
Mendengar
bisikan kalimat itu, kira-kira apa yang akan kita lakukan. Allah karim. Ajal
itu tidak bisa dimajukan apalagi diundurkan, satu-satunya jalan adalah menerima
salam sang pencipta meski "mungkin" hati kita akan memberontak,
menangis karena akan meninggalakan semuanya, meronta-ronta tidak ingin
menerima. Namun, mau tidak mau harus kita terima dengan lapang dada, karena
penggenggam hidup kita adalah memang Dia.
Bisikan
itu bisa saja benar dan belum benar (bukan tidak benar karena mati itu pasti).
Tapi ada baiknya memang, kita harus mempersiapkan diri kalau-kalau ini benar
akan terjadi pada kita, "Tidak akan bertemu lagi dengan ramadhan tahun
berikutnya". Ngeri-ngeri sedap...hehe
Seyogyanya
kita memang harus tetap waspada, karena memang maut bisa saja hadir secara
tiba-tiba pada diri kita. Mungkin ada baiknya kita tetap waspada dengan
melakukan beberapa aktivitas "penting" (sesungguhnya wajib) berikut
ini,
#1
Meminta ampunan terus menerus atas dosa yang telah kita lakukan pada hari-hari
hidup kita sebelumnya.
#2 Mensyukuri kedangan ramadhan ini dengan melakukan ibadah yang terbaik.
#3
Menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas yang tak bermanfaat alias sia-sia.
Seperti tidur yang berlebihan, bergadang yang berlebihan dan sebagainya.
#4 Meminta maaf pada orang-orang yang sedang dan pernah kita kecewakan.
#5
Membayar hutang jika ada.
#6 Selalu mengakrabkan diri dengan al-qur'an setiap ada kesempatan
#7
Berusaha sekuat tenaga agar shalat tarawih tidak bolong dan dilakuakan
berjamaah, meski tak harus di masjid karena kondisi.
#8 .... (Saudara bisa tambahkan)
Dengan
demikian semoga kita tidak menyesali jikakalau BENAR, akhir idul fitri kita
tidak akan bersua kembali dengan para saudara, kerabat dan sahabat. Terlebih
Ramadhan tahun yang akan datang.
Wallahua'lam
bissawab
JANGAN REMEHKAN MAKAN SAHUR
Sahur
adalah salah satu hal terpenting dilakukan bagi setiap yang akan berpuasa.
Sahur sangat dianjurkan karena akan menguatkan pelaku puasa untuk tetap fit
selama menjalani ibadah puasa seharian penuh.
Sahur
juga berarti menjalankan sunnah Rasul, sesuai dengan sabdanya yang diriwatkan
oleh Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, "Makan sahurlah, karena
sesungguhnya ada keberkahan dalam sahur.” aIni menunjukkan bahwa aktivitas
sahur sangat bermanfaat dan akan membawa keberkahan tersendiri bagi setiap yang
berpuasa. Dalam hadist riwayat Ahmad Beliau juga menegaskan, “Siapa yang ingin
berpuasa hendak makan sahur dengan sesuatu.” Hadist ini membuktikan kesunnahan
dari sahur itu sendiri.
Setidaknya
ada tiga manfaat dan berkah melakukan sahur, yakni,
#1
Sahur berarti menjalankan tradisi Rasulullah (sunnah).
Jika sahur seorang hamba diniatkan untuk berpuasa sesuai dengan yang diajarkan oleh rasulullah, maka aktivitas makan sahur dan puasanya selama seharian penuh akan dihitung ibadah. Jika sahurnya diniatkan agar tetap kuat menunaikan ibadah Allah, seperti shalat, zikir dan lain sebagainya, maka setiap perjalanan langkahnya akan dihitung sebagai ibadah kebaikan.
#2
Sahur berarti menjaga fitalitas tubuh selama berpuasa.
Jika sahur dilakukan, maka dapat dipastikan, ibadah puasa seharian full akan lebih kuat dijalani. Berbeda jika tidak melakukannya, dapat dipastikan hari-harinya akan terasa berat karena tenaga akan sangat terkuras dan berkurang. Akhirnya aktivitas ibadah yang lain juga akan terganggu, karena tak kuat menjalankannya.
#3
Sahur berarti meningkatkan keikhlasan beribadah.
Biasanya orang yang tidak sahur (lapar) akan mudah tersulut emosinya, sangat sensitif, mudah menghardik dan mudah marah. Akibatnya ibadahnya juga tidak akan maksimal. Bukankah kebiasaan ini akan dapat mengganggu tingkat keihlasan kita. Namun dengan melakukan sahur, orang akan memiliki jiwa yang lebih tentang dana akan membawa efek yang baik pula selama bercengkrama dengan sesama.
Oleh
karena itu, usahakan agar sahur jangan sampai terlewat apalagi sengajat
ditinggal. Jika benar kondisi tak memungkinkan, minimal cukup dengan air putih.
Seperti yang disampaikan dalam Hadist Rasulullah, “Sahur itu barakah maka
jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air". Meski hanya meneguh
air, yang penting harapannya kita tetap mendapat keberkahan dari sahur itu
sendiri. Amiiin
WOEE... TUKANG SOMBONG, APA SIH YANG ANDA BANGGAKAN!!!
(CATATAN RAMADHAN)
Oleh: Muhammad Hifni
(CATATAN RAMADHAN)
Oleh: Muhammad Hifni
Kalau
dipikir-pikir bener juga, apa sih yang patut kita sombongkan. Jika dibanding
dengan besarnya alam semesta ini, kita hampir bisa dikatakan sebesar debu yang
sangat mudah diterbangkan oleh angin. Jika kegantengan dan kecantikan kita
banggakan, saya fikir Nabiullah Yusuf a.s. pasti sangat jauh dari kita. Kita
jelas belum ada apa-apanya. Jika cantik, ratu Balqis jelas jauh lebih manis.
Mimpiiii....
Kita
mah belum ada apa-apanya jika dibanding mereka. Mereka cantik, ganteng dan
soleh solihah lagi. Kita??? Jauuuuuuuhhhhhh......
Atau
mungkin kita membanggakan harta. Seberapa banyak sih harta yang kita miliki,
pasti sangat tak sebanding dengan yang Qarun miliki. Toh juga dengan sangat
mudah Allah menanam hartanya ke dasar bumi yang tidak diketahui oleh manusia.
Apalagi harta kita yang masih sangat secuil, jika Allah mau menenggelamkan
pasti dengan lebih sangat mudah Ia lakukan.
Atau
mungkin kita membanggakan jabatan. Bu..., Pak...., teman-teman..., berapa lama
sih jabatan itu akan kita emban, palingan cuman 2 sampai 5 tahun, setelah itu
kita dilengserkan. Dan kalau Allah mau, kita tidak akan sampai menjabat
sebanyak angka tersebut, bisa saja minggu pertama menjabat atau bulan pertama,
tahun pertama Allah langsung mengambil roh kita, mati.
Atau
mungkin kecerdasan otak yang kita banggakan. Seberapa banyak sih daya
tampungnya, rasanya sampai kapan pun kita tidak akan bisa menandingi Mbah
Google, yang mengetahui apapun yang kita cari.
Atau
kita membanggakan gelar. Waduhhhh... apalagi yang satu ini kawan. Asal anda tau
ya, hari ini para sarjana yang nganggur itu masih banyak dan akan terus
bertambah, dan yang sudah kerja, hasilnya kadang kalah dengan penghasilan orang
tamatan SD.
Apa
lagi yang patut disombongkan? Pantaskah kita sombong dihadapanNya?
Jika
kekuatan fisik yang kita sombongkan, saya rasa kita jauh kalah dengan kekuatan
yang dimiliki oleh seekor sapi atau kerbau. Mampu menghafal al-Qur’an 30 juz,
terus kita sombong? Broo... jangan gitu ahh... Kalau Allah mau, dalam sedetik
saja kita bisa dibuat lupa atas hafalan yang kita miliki. Masih mau sombong?
Berkaca dulu sana.
Hidup
yang lurus-lurus saja, yang kita miliki hari ini adalah semata-mata titipan
sari Yang Maha Kuasa. Dan bisa jadi dari titipan itu, ada hak orang lain yang
kadang kita sungkan untuk menunaikannya kepada yang berhak mendapatkannya.
Sombong itu selamanya tak akan meninggikan derajat kita, tak akan meninggikan
wibawa kita, dan tak akan memperbaiki moral kita. Sombong malah akan menggerus
semua yang kita cintai dan hanya akan menyisakan kebencian di dalam hati
sesama.
Tapi
jika anda tetap ingin mendapatkan perlakuan itu, ya silahkan saja diteruskan
KEANGKUHANNYA....
#Bayar setoran
#Menasehati Hati Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentar dengan Ilmu dan Sopan