Gambar: sobathijrah.com |
RAGAM REDAKSI DO'A ISTIFTAH
Doa
Istiftah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram dan ta’awudz
sebelum membaca surat Al Fatihah. Hukum membacanya adalah sunnah. Diantaranya
dalilnya adalah hadist dari Abu Hurairah:
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في
الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت
سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره
“Biasanya
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam
sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai
Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara
takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau
menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih)
Setelah
menyebut beberapa doa istiftah dalam kitab Al Adzkar, Imam An Nawawi
berkata: “Ketahuilah bahwa semua doa-doa ini hukumnya mustahabbah
(sunnah) dalam shalat wajib maupun shalat sunnah” (Al Adzkar, 1/107).
Demikianlah
pendapat jumhur ulama, kecuali Imam Malik rahimahullah. Beliau
berpendapat, yang dibaca setelah takbiratul ihram adalah الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ yaitu surat Al Fatihah. Tentu saja pendapat beliau ini tidak
tepat karena bertentangan dengan banyak dalil.
Macam-macam Doa Istiftah
Ada
beberapa macam jenis doa istiftah yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan sahabatnya, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.
PERTAMA:
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَبَيْنَ
القِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً - قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ: هُنَيَّةً - فَقُلْتُ: بِأَبِي
وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالقِرَاءَةِ مَا
تَقُولُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ
خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي
مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ
اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
*. Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana
Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari
kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah,
cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”(HR. Bukhari no. 744,
Muslim no. 598, An Nasai no. 896, lafaznya adalah dari An Nasai)
KEDUA:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، قَالَ: كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ
بِاللَّيْلِ كَبَّرَ، ثُمَّ يَقُولُ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،
وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ» ، ثُمَّ
يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا» ، ثُمَّ يَقُولُ: «أَعُوذُ بِاللَّهِ
السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ
وَنَفْثِهِ»
Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi
kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan
benar selain Engkau.” (HR. Tirmidzi no. 242, Muslim no. 399, Ibnu Majah no. 804).
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ
كَبَّرَ، ثُمَّ يَقُولُ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ
اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ» ، ثُمَّ يَقُولُ: «لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» ثَلَاثًا، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا»
ثَلَاثًا، «أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ» ، ثُمَّ يَقْرَأُ،
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu.
Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah
selain Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha
Besar (3x)” (HR. Abu Daud no. 775, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu
Shalatin Nabi 1/252)
KETIGA:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يَقُولُ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ مِنْ
جَوْفِ اللَّيْلِ: «اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ،
وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ،
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللهُمَّ لَكَ
أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ
خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ،
وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ»
“Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau
pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya. Segala
puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang
berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit,
bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau
Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Segala
puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar, firman-Mu pasti
benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar
adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar
adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman.
Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku
mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang
telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan
maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim dan Al Muakhir. Tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Muslim No. 769)
KEEMPAT:
عَنْ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ:
كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ افْتَتَحَ صَلَاتَهُ: «اللهُمَّ رَبَّ
جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ،
عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا
كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ
بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ»
“Ya Allah, Rabb-nya malaikat Jibril, Mikail, dan
Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui hal ghaib dan juga nyata.
Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan.
Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu.
Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja
yang Engkau kehendaki” (HR. Muslim No. 770)
Doa istiftah ini juga sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi
Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada
shalat wajib dan shalat yang lain.
KELIMA:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى
الصَّلَاةِ، قَالَ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي،
وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ
الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ (....) أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ،
ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا،
إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ
الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي
سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ
وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ
وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ»
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha
Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk
orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku,
hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh
karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku
berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak
disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan
aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku.
Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa
mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling
terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah
akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup
menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan
akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan
keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang
Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada
keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha
Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim No.
771)
Dalam riwayat Ibnu Hibban No. 1772
(Shahih), dalam tanda kurung di atas ada tambahan redaksi yang berbunyi: سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ . Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dalam shalat fardhu dan shalat sunnah.
KEENAM:
عَنْ جَابِرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَفْتَحَ الصَّلَاةَ
كَبَّرَ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ
الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ
الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ
الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya
semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh
karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku
berserah diri. Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada
yang dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal dan
akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau”. (HR.
An Nasa-i No. 896, Ad Daruquthni No. 112)
KETUJUH:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ، أَنَّ رَسُولَ
صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي تَطَوُّعًا قَالَ:
«اللَّهِ أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ» ثُمَّ يَقْرَأُ
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi
sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya
shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb
semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada
perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah
Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci
Engkau dan Maha Terpuji”. (HR. An Nasa-i No. 898. Di shahihkan Al Albani
dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/251)
KEDELAPAN:
عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا جَاءَ فَدَخَلَ
الصَّفَّ وَقَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ، فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا
كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ: «أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ
بِالْكَلِمَاتِ؟» فَأَرَمَّ الْقَوْمُ، فَقَالَ: «أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِهَا؟
فَإِنَّهُ لَمْ يَقُلْ بَأْسًا» فَقَالَ رَجُلٌ: جِئْتُ وَقَدْ حَفَزَنِي
النَّفَسُ فَقُلْتُهَا، فَقَالَ: «لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا
يَبْتَدِرُونَهَا، أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا»
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang
banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya”
(HR. Muslim No. 600, Nasai No. 932, Ibnu Hibban No. 1761)
Dalam riwayat An-nasai No 931, doa iftitah ini memiliki
redaksi lebih lengkap, yaitu:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا
مُبَارَكًا فِيهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
KESEMBILAN:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ
نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ رَجُلٌ
مِنَ الْقَوْمِ: اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا،
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِنَ الْقَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا؟» قَالَ رَجُلٌ مَنِ
الْقَوْمِ: أَنَا، يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «عَجِبْتُ لَهَا، فُتِحَتْ لَهَا
أَبْوَابُ السَّمَاءِ» قَالَ ابْنُ عُمَرَ: «فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَلِكَ»
“Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada
seorang lelaki yang berdoa istiftah: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran,
segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu
pagi dan petang”. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu
bersabda: ‘Aku
heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun
berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.
(HR. Muslim No.601, Nasai No.
885)
KESEPULUH:
عَنْ حُذَيْفَةَ، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَسَمِعَهُ حِينَ كَبَّرَ قَالَ:
«اللَّهُ أَكْبَرُ ذَا الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ
وَالْعَظَمَةِ»
(HR. Nasai No.
1068)
Sumber: https://ar.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentar dengan Ilmu dan Sopan