KHUTBAH RAMADHAN
1438 H MINGGU PERTAMA
Oleh:
Wildan Kurnia Saputra
الحمد لله الذى جعل
هذا الشّهرَ سيّدَ الشّهور, وانزل فيه القرانَ . اشهد ان لااله الا الله وحده
لاشريك له, واشهد انّ محمّدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين . اللّهمّ صلّ
وسلّم وباركْ على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الّذينَ ارادَ اللهُ لهمُ
الهِدايةَ فشرحَ صدورَهم للاسلام . امّابعد : يا ايّها الناسُ اتّقوا اللهَ حقَّ
تُقاته ولاتموتنَّ الّا وانتمْ مسلمونَ
Ma’asyiral
Muslimin Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Pada
kesempatan yang mulia ini, di bulan yang mulia ini, marilah kita senantiasa
meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Dengan kata lain, apa yang
menjadi perintah-perintah Allah kita laksanakan dengan sebaik-baiknya, dan apa
yang dilarang-Nya kita tinggalkan sejauh-jauhnya, dan terus berusaha
meningkatkan amal-amal shaleh dan kebajikan-kebajikan yan dianjurkan dalam
agama, agar hidup kita ini selalu mendapatkan petunjuk dan Ridha-Nya, bahagia
di dunia dan di akhirat.
Alhamdulillah,kita
sudah menjalani dan mengerjakan ibadah puasa selama kurang lebih satu minggu.
Sekarang kita diberikan oleh Allah swt berupa kesempatan untuk melakukan ibadah
jumat tepat di minggu pertama dalam bulan yang paling mulia, bulan ramdhan 1438
Hijriyah.
Bertemu
dengan bulan ramadhan setelah setahun lamanya berpisah merupakan nikmat yang
begitu besar. Itu artinya kita masih
diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri kita, untuk memperbaiki iman kita,
untuk memperbaiki keislaman, ibadah, akhlak, tanggung jawab dan semua hal yang
terkait dengan kehidupan yang kita jalani. Dalam hal ini, agaknya menjadi
penting apa yang pernah dikatakan oleh khalifah kedua, Umar bin Khatab ra.
Sebagaimana tercatat rapi dalam Tafsir Ibnu Katsir. Dalam sebuah kesempatan
beliau berkata:
حَاسِبُوْا
اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَزَنُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ
تُوْزَنُوْا وَتَأَهَّبُوْا لِلْعَرْضِ الْاَكْبَرِ عَلَى مَا لَا تَخْفَى
عَلَيْهِ اَعْمَالُكُمْ
Hisablah
diri kalian sendiri sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum
kalian ditimbang. Dan bersiaplah untuk menghadapi hari yang besar, yakni hari
diperlihatkannya (amal seseorang) sementara
semua amal kalian tidak tersembunyi dari-Nya (Umar bin Khathab ra)
Karena
kalau sudah masuk ke gerbang akhirat, tidak ada lagi yang namanya taubat, tidak
ada lagi yang namanya muhasabah diri. Setiap manusia akan menerima sesuai
dengan apa yang ia lakukan. Allah swt berfirman:
الْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka
terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yaasin[36]: 65)
Ma’asyiral
Muslimin Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Untuk
memaksimalkan ibadah kita pada bulan ramadhan yang mulia ini. Maka perlu kita
laksanakan apa yang telah diajarkan oleh sebagian ulama kita. Mereka berkata
bahwa ada tiga hal yang perlu kita hisab, ada tiga perkara yang perlu kita
hitung-hitung dalam kehidupan ini.
Yang
pertama: Masalah agama kita, yakni agama Islam. Mari kita sadar diri sudah
sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita ? sejauh mana kita
memahami dan mengamalkan al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw sebagai sumber utama
ajaran Islam. Sudah sejauh mana nasihat para ulama kita, para tuan guru kita,
para ustadz kita, para kiai kita yang bisa kita resapi dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari ?
Jangan
sampe bulan ramadhan tahun ini menjadi bulan ramadhan terakhir akibat perbuatan
kita yang tidak disenangi oleh Allah swt. Dalam sebuah kesempatan Nabi
bersabda:
سَيَأْتِى
زَمَانٌ عَلَى أُمِّتى لَا يَبْقَى مِنَ الْاِسْلَامِ اِلَّا اِسْمُهُ وَلَا
يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ اِلَّا رَسْمُهُ
Akan datang suatu masa kepada umatku, dimana
pada mas itu Islam tidak tinggal melainkan namanya dan al-Qur’an tidak tinggal
melainkan tulisannya.
Yang
kedua, yang perlu kita hisab adalah masalah dunia kita. Bagaimana kita menyikapi
kehidupan dunia ini ? Apakah kita menjadikannya sebagai tujuan hidup ? Ataukah
sebagai perantara untuk bisa meraih ridhanya Allah swt?.
Yang
jelas, Islam tidak mengajarkan kita untuk meninggalkan dunia, karena salah satu
syarat untuk bisa ke akhirat adalah dengan melalui dunia fana ini. Yang dibenci
oleh Allah adalah orang yang hanya mengambil dunia semata, tanpa memikirkan
masalah akhirat. Di dalam Al-Qur’an, Allah swt menyuruh hambanya untuk tetap
menjaga dan mengusahakan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
وَابْتَغِ
فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Dan raihlah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu berupa kebahagiaan di negeri akhira, dan janganlah kamu
melupakan kebahagiaan dari kenikmatan dunia. (QS. Al-Qashshas [28]: 77)
Hadirin
Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Yang
ketiga, yang perlu kita hisab dalam hidup ini adalah masalah akhirat yang akan
menjadi tempat tinggal kita selama-lamanya. Mari kita ikhlaskan niat hanya
kepada Allah swt dalam semua ucapan dan amal ibadah yang kita lakukan. Semua
perkara yang sifatnya dunia –selama tidak menyimpang dari syariat Islam- bisa
kita alihkan menjadi amal untuk akhirat kita. Mari kita jadikan sukses akhirat
sebagai standar kesuksesan yang hakiki.
كُلُّ
نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya hanya pada hari kiamat disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (QS. Ali Imran[3]: 185)
بارك
الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم .
وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع
العليم. اقول قولى هذا واستغفرالله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات
والمؤمنين والمؤمنات فأستغفروه انه هو الغفور الرحيم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentar dengan Ilmu dan Sopan